Komisi Pastoral Pemberdayaan Perempuan Keuskupan Jayapura baru
dibentuk pada SINODE tahun 2006. Pelantikkannya berupa penyerahan SK pada bulan
November 2010 oleh Bapa Uskup Keuskupan Jayapura, MGR. Leo Laba Ladjar, OFM. Komisi
ini diketuai oleh ibu Yosepitha Aron. Ibu Yosephita berasal dari Kabupaten
Digoel, merauke. Anggota dari komisi ini berjumlah 9 orang, termasuk seorang
pastoryang bernama Pastor Jhon Jonga, Pr. Walaupun sudah dibentuk dan dilantik
namun komisi ini belum mempunyai visi, misi dan juga program kerja. Manusia-manusia
ini adalah manusia yang care terhadap gender.
Rumah Bina Waena dekat STPK itulah nama tepat di mana para
peserta berkumpul pada hari jumat tgl 13- sabtu tgl 14 Mei 2011. Tepatnya jam
16.00 WIT menurut undangan yang beredar, kami sudah harus memulai kegiatan
namun kebanyakkan peserta yang belum berdatangan sehingga kami baru memulai
kegiatan pada jam 18.00 WIT. Peserta adalah perwakilan dari masing-masing Paroki
yang yang di Keuskupan Jayapura diantaranya; Paroki “Sang Penebus” Sentani pesertanya
seorang pemudi, paroki “ST. Fransiskus Asisi” APO pesertanya seorang bapak,
paroki “” Skamto pesertanya dua orang ibu, paroki “Wilibrodus” Arso Kota
seorang pemudi, paroki Katerdal “Kristus Raja” pesertanya seorang ibu yang juga
adalahketua WK dan anggota dari KOMPAS PP dan dua peserta serta seorang pastor
adalah adalah ketua dan anggota KOMPAS PP ini atau dengan kata lain mereka adalah panitia
penyelenggaraan kegiatan ini. Sedangkan pemateri kegiatan ini adalah seorang
perempuan namanya Nancy Sunarno dan seorang laki-laki namanya Cyprianus. Mba
Nancy bekerja sebagai ........... sedang Cypri bekerja sebagai seorang
peneliti.(SIAPA PEMATERINYA????)
Pembahasan yang paling banyak diangkat dan dibicarakan oleh
pemateri dan peserta ialah isu gender. Isu ini rupanya sangat menarik bagi
peserta baik perempuan dan laki-laki. Banyak pertanyaan yang dingkat untuk
didiskusikan. Beberapa diantaranya: apa pengertian gender menurut pemahaman
masing-masing peserta? Apa bedanya gender dan sex menurut peserta dan pemateri?
Bagaimana pemahaman gender dalam budaya dulu dan pemahaman gender diiringi oleh
perkembangan zaman modern ini? Konteks budaya papua mendapat priorotas utama
dan terbesar. Isu gender ini adalah isu yang khusus. Isu yang umum ialah hak
asasi perempuan adalah hak asasi manusia. Kaum perempuan dan laki-laki memiliki
hak atas kebebasan dasar dan hak asasi itu sendiri tanpa memandang perbedaan
seperti ras, jenis kelammin, kekhususan budaya, ajaran agama maupun tingkat
pembangunan manusia.
“Pada titik inilah
yang perlu diketahui oleh kita semua, terutama kaum perempuan bahwa pelanggaran
hak asasi perempuan terus terjadi di segala bidang kehidupan, baik dalam rumah
tangga maupun di masyarakat dan di semua tingkatan sosial baik yang dilakukan
oleh individu, masyarakat umum maupun negara. Dan satu sebab yang diketahui
adalah karena kurangnya pengetahuan
dalam menggunakan instrumen-instrumen hak asasi manusia, khususnya yang berkaitan dengan dokumen-dokumen
internasional tentang hak asasi manusia. Dan sejak tahun 1995 pada konferensi
dunia PBB tentang perempuan di Nairobi, hak asasi manusia menjadi suatu masalah
penting bagi kaum perempuan dan terus kemudian tahun 1995 pada konferensi
sedunia di Beijing hak asasi manusia telah diangkat oleh beribu-ribu perempuan
menjadi kerangka kerja untuk seluruh rencana aksi pemerintah.”
Kegiatan ini bertujuan untuk merumuskan visi dan misi dari
kompas PP keuskupan jayapura. Visi dan misi baru dapat dirumuskan oleh semua
peserta dan pemateri setelah berdiskusi selama sehari full. Perumusan itu
dilakukan setelah pemateri membantu kami untuk melihat, mengklarifikasi dan
menemukan masalah-masalah secara mendetail (masalah yang nyata dan ada di depan
mata kita), jaringan-jaringan/komponen-komponen yang dapat menjadi partner dan
solusi-solusi apa yang akan dicapai oleh komisi ini.
Seusai melakukan semuanya itu, kami pun merumuskan visi dan
misi kompas PP. Adapun visi dan misi kompas PP adalah sebagai berikut:
VISI dan MISI
Ternyata sumbangan pikiran dari setiap peserta yang mewakili
parokinya sangat brilian meskipun hanya dalan sehari full kami dapat merumuskan
visi dan misi komisi ini. Hal menarik yang perlu dipertanyakan ialah mengapa
ketua komisi PP mendesak untuk meerumuskan visi dan misi KOMPAS PP sekarang
juga? Mengapa bukan ketua adan anggota komisi ini yang merumuskan visi dan misi
berdasarkan point-point pemikiran kami para peserta? Ada apa dibalik kegiatan
yang mendadak ini? Ketiga pertanyaan mungkinkah tidak perlu dijawab? Hal
menarik lainnya ialah bahwa ada hasil yang diperoleh dari diskusi bersama ini
yaitu visi dan misi kompas PP. Sedangkaan programnya akan dususun oleh ketua
dan anggota komisi ini, baik program kerja jangka panjang maupun jangka pendek. (BAGAIMANA SUASANANYA????) SAYA PUNYA REFLEKSI TERHADAP GENDER????